Yaman yang memiliki sumur neraka terkenal, kini tengah menghadapi ancaman kelaparan akibat Program Pangan Dunia (WPH) kehabisan anggaran di awal 2021.
Kepala Badan Pangan PBB (FAO) David Beasley, memperingatkan 16 juta penduduk di Yaman terancam kelaparan.
David mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) kehabisan anggaran awal tahun ini. Ia menyerukan agar Amerika serikat, Jerman, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi serta donor lain menambah anggarannya untuk bantuan kemanusiaan.
“(Dan karenanya) kami menghindari kelaparan dan bencana,” katanya dikutip dari Associated Press, Rabu (22/9).
Yaman menjadi salah satu negara konflik sejak 2014. Negara ini terlibat perang saudara saat Houthi, pemberontak yang didukung Iran menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar bagian utara negara itu.Tanpa pendanaan baru, kata David, jatah makanan untuk 3,2 juta penduduk akan dikurangi pada Oktober mendatang. Sementara di Desember, pengurangan akan bertambah menjadi 5 juta penduduk.
Insiden itu memaksa Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi, melarikan diri ke selatan, kemudian ke Arab Saudi.
Kemudian pada Maret 2015, koalisi yang dipimpin Saudi yang juga didukung Amerika Serikat, masuk ke wilayah tersebut.
Mereka mencoba mengembalikan Hadi ke tampuk kekuasaan, dan memberikan dukungan di belakang pemerintahannya.
Kampanye udara dan pertempuran darat tak kunjung henti dan membuat perang semakin memburuk, bahkan menyebabkan krisis kemanusiaan. Sejak itu AS telah menangguhkan keterlibatan dirinya dalam konflik tersebut.
“Kami ingin perang ini berakhir, yang pertama. Dan jika para donor mulai lelah, yah, akhiri perang,” kata David.
Ia mendesak para pemimpin dunia menekan semua pihak agar mengakhiri penderitaan rakyat Yaman. Mengingat mata uang anjlok dan harga pangan melonjak.
sumber : cnn.com
related post : stop-ekspor-tanah-air