Sebuah pulau tak berpenghuni seakan dilupakan dari bumi. Padahal di tempat inilah, semua percobaan senjata virus biologi pernah diciptakan.
Namanya adalah Vozrozhdeniya, sebuah pulau yang terletak di tengah Laut Aral. Laut Aral sendiri berada di antara Uzbekistan dan Kazakhstan.
Dirangkum dari berbagai sumber, Vozrozhdeniya dulunya adalah pulau bagi para nelayan. Di sana nelayan bisa mendapatkan ikan yang melimpah.
Namun masa indah itu lenyap ketika Uni Soviet datang. Uni Soviet menjadi Vozrozhdeniya sebagai pusat pembuatan senjata biologi.
Segala jenis virus dan bakteri mematikan dikembangkan di sini. Mulai dari anthrax, tularemia, sampai smallpox pernah dibuat di sini.
Pada tahun 1900-an, Vozrozhdeniya akhirnya ditinggalkan begitu saja. Segala jenis bakteri penyakit seperti antraks, cacar, pes, tipus, brucellosis, dan tularemia menjadi penghuni tetap di Vozrozhdeniya.
Sejak saat itu tidak ada orang yang berani mendekat ke Vozrozhdeniya. Beberapa orang pernah mencoba peruntungan, seperti Lev Berg.
Berg merupakan seorang ilmuwan yang mencoba menengok pulau ini dari atas perahu pada tahun 1971. Namun secara misterius, ia terkena cacar yang kemudian menyebar memakan tiga korban jiwa.
Cerita kelam Vozrozhdeniya tidak berhenti di situ. Setahun setelah kasus ilmuwan yang terkena cacar, dua orang nelayan ditemukan tewas di atas perahu diduga terinfeksi pes karena mendekat ke ‘pulau virus’ tersebut.
Tahun 1988 sekitar 50 ribu hewan antelope yang mendekati pulau diketahui tewas mendadak dalam hitungan jam. Seakan tak kenal ampun, Vozrozhdeniya membunuh siapa pun yang mendekatinya, jadi lebih mematikan dibanding Corona.
Kengerian di Vozrozhdeniya tak mematahkan semangat seorang ahli geografi dari Oxford University, Nick Middleton. Nick mengunjungi Vozrozhdeniya tahun 2005 lalu.
“Rasanya sangat aneh, karena ada perasaan kota lapuk yang menakutkan tapi kemudian kamu bisa menemukan elemen unik seperti mural perang raksasa tentang tokoh bebek kartun di sebuah taman bermain anak,” ucapnya.
Nick datang ke Vozrozhdeniya untuk membuat sebuah film dokumenter. Ia pergi bersama beberapa ahli lain yang selama di sana memakai pakaian kontaminasi khusus dan APD seperti masker.
“Tidak ada seekor burung atau serangga, benar-benar sunyi,” ceritanya.
sumber : detik.com
related post : pasal-dalam-uud-tentang-HAM